Bernyanyi dalam ibadah
Singing in Worship
Di dalam Alkitab kita dapat
menemukan beberapa tujuan mengapa kita bernyanyi pada saat kita
beribadah kepada Allah, tetapi pada kesempatan ini saya akan
membicarakan salah satu diantaranya yaitu untuk “memuliakan Allah”
Ibrani 13:15.
Allah mengetahui bahwa manusia
pertama yaitu Adam akan jatuh ke dalam dosa, yang akhirnya Dia harus
mengorbankan Yesus Kristus Putra TunggalNya yang mati disalibkan seperti
layaknya seorang penjahat ulung demi menyediakan jalan keampunan dosa.
Sebahagian orang mungkin
bertanya-tanya, “Jikalau Allah mengetahui bahwa Adam suatu saat akan
jatuh kedalam dosa, lalu mengapa Allah menciptakan manusia, mengapa Dia
tidak berhenti ketika Dia telah selesai menciptakan segala sesuatunya
dan diakhiri dengan penciptaan binatang-binatang?” Jawaban pertanyaan
tersebut sungguh sangat sederhana yaitu “Allah mengetahui bahwa segala
yang diciptakanNya memang dapat membuktikan keberadaanNya tetapi tidak
ada satu atau sekelompok dari ciptaanNya itupun yang dapat memuliakan
Allah”. Nabi Yesaya dengan jelas mengatakan bahwa Allah menciptakan
manusia untuk kemuliaanNya, Yesaya 43:7.
Orang tua di dalam sebuah
keluarga akan merasa dihormati dan dihargai apabila semua anak-anaknya
taat kepada semua peraturan-peraturan yang telah diajarkan kepada
anak-anaknya. Demikianlah halnya dengan Allah, Dia akan merasa
dipermuliakan, diagungkan, dihormati apabila manusia yang diciptakan itu
melakukan “segala” hukum-hukum yang telah diberikan untuk dilaksanakan.
Bernyanyi didalam ibadah
adalah merupakan salah satu hukum yang didalamnya kita dapat menunjukkan
sikap kita bahwa kita mempermuliakan dan mengagungkan Dia. Hal itu akan
nyata bila kita bernyanyi sesuai dengan hukum-hukum yang telah
dibentangkan oleh Allah di dalam FirmanNya yaitu, bernyanyi dengan roh,
Yohanes 4:24. Apa yang dimaksud dengan “bernyanyi didalam roh?” Kata
roh di dalam ayat tersebut adalah Pneuumati (bahasa Yunani) yang
berdasarkan Greek and English Lexicon of the New Testament oleh Edward
Robinson - D.D. L.L D, hal. 594 - dapat berarti kesungguhan hati yaitu hati yang terfokus
didalam bernyanyi untuk memuliakan Allah, Efesus 5:19. Jadi jelaslah
bahwa didalam kita menyanyikan puji-pujian untuk memuliakan Allah, kita
harus berusaha untuk memusatkan hati kita sama seperti kita memusatkan
hati kita pada saat kita berdoa atau mengadakan perjamuan kudus
(layaknya pemanah memusatkan perhatiannya ke arah sasaran). Tetapi
sayangnya kita dapat melihat sebahagian saudara-saudara kita hanya
berusaha hening pada saat berdoa atau perjamuan Tuhan tetapi tatkala
waktu bernyanyi, matanya sering diarahkan keluar gedung atau melirik ke
kiri dan ke kanan atau kebelakang. Apakah hati kita masih tetap terpusat
ketika kita sedang bernyanyi lalu melihat keluar gedung dan tiba-tiba
kita melihat seekor burung sedang terbang dengan membawa sehelai rumput
diparuhnya untuk dijadikan sarang? Atau melirik ke kiri dan ke kanan
kemudian melihat saudara yang lain yang sedang mengantuk atau sedang
berbisik-bisik? Terus terang saya tidak bisa! Apa yang sedang saya lihat
terkadang dapat mengalihkan konsentrasi saya di dalam bernyanyi
Prinsip dimana kita harus
memusatkan hati pada saat menyanyikan pujian kepada Tuhan dapat
diambildari tulisan Yakobus di dalam Yakobus 5:16. “.... doa orang benar
dengan bersungguh-sungguh hati itu besar khasiatnya” Selanjutnya
Yakobus memberikan contoh, yaitu Elia yang berdoa dengan sungguh-sungguh
dan doanyapun dikabulkan oleh Allah. Demikianlah halnya dengan nyanyian
pujian kepada Allah.
Didalam Yohanes 4:24, Yesus
juga memerintahkan agar murid-muridNya beribadah/menyanyikan puji-pujian
di dalam kebenaran. Apakah yang dimaksud dengan beribadah/bernyanyi
dengan kebenaran? Berdasarkan Yohanes 17:17 Yesus berkata bahwa “....
Firman itu adalah kebenaran”. Pernyataan tersebut membawa kita kepada
satu kesimpulan bahwa bernyanyi dengan kebenaran berarti bernyanyi
sesuai dengan perintah-perintah yang terdapat didalam Firman Allah
khususnya perintah Allah didalam Perjanjian Baru. Bagaimanakah
Perjanjian Baru memerintahkan kita di dalam hal kita menyanyikan
puji-pujian kepada Allah?
Disamping kita harus bernyanyi didalam roh (yang sudah dibahas) juga kita harus bernyanyi dengan: Pengertian/akal,
1 Korintus 14:15. Hal ini berarti bahwa didalam bernyanyi kita harus
mengerti syair nyanyian yang kita ucapkan. Sering kita melihat para
penyanyi bernyanyi dengan meneteskan air mata, atau dengan menutup mata,
itu terjadi umumnya karena mereka menghargai dan mengerti makna syair
lagunya. Coba ambil buku Nyanyian Pujian Saudara dan buka nomor 197
yaitu Salib Hina, nyanyikanlah lagu tersebut dan coba hayati syairnya.
Jika Saudara memang benar-benar menghayatinya, Saudara mungkin akan
meneteskan air mata. Ironisnya, ada-kalanya kita menyanyikan satu atau
dua kata didalam sebuah syair yang kita tidak tahu artinya, contoh:
Nyanyian Pujian nomor 48 “Suara malak nan merdu”. Dalam syair nyanyian
itu terdapat kata gloria in excelsis deo! Apakah arti kata-kata
tersebut? Mungkin ada yang tidak tahu tetapi sering menyanyikannya!
Mengapa? Ingat bahwa tujuan menyanyikan lagu rohani ialah untuk memuji
Allah dan bukan mencari kepuasan diri sendiri. Untuk menghindarkan
kekeliruan ini, .mestinya pemimpin nyanyian atau jikalau kita bernyanyi
sendiri, carilah terlebih dahulu arti dari kata-kata sulit di dalam
syair lagu itu, jikalau tidak dapat ditemukan artinya sebaiknya dirubah
kalimatnya atau tidak usah dinyanyikan.
Bernyanyi didalam kebenaran juga berarti bernyanyi tanpa alat instrumental musik
seperti gitar, piano, organ atau dengan alat-alat instrumental lainnya.
Dalam Efesus 5:19, Allah memerintahkan agar bernyanyi “dengan hati”.
Hal itu berarti “hati merupakan alat yang khusus yang diotoritaskan
Allah sebagai alat di dalam bernyanyi dan tidak boleh mempergunakan
alat-alat musik lainnya. Sebagai analoginya adalah perintah Allah kepada
Nuh. Nuh diperintahkan untuk membangun sebuah bahtera dari kayu
“gofir”, hal itu berarti bahwa Nuh tidak boleh memakai jenis kayu
lainnya untuk mempertahankan jenis bahtera yang dikehendaki Allah.
Manusia adalah satu-satunya
ciptaan Allah yang diharapkan Allah untuk memuliakan dan memuji-muji Dia
melalui lagu pujian. Lagu pujian itu akan mengagungkan Allah bila hal
itu dilakukan dengan hati yang tulus/terpusat dan sesuai dengan otoritas
yang telah dinyatakan didalam FirmanNya. Tidak ada alasan yang dapat
kita nyatakan untuk membela kita bila kita tidak bernyanyi dengan hati
yang sungguh-sungguh.
| ||||
LIHAT: http://www.tftwindo.org/livingwords/LW3.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar